Senin, 09 September 2024

 

Podcast sebagai Ruang Narasi Alternatif Kelompok Marjinal:

 Perspektif Media, Praktik, dan Sistem Sosial (SAP 3)

 

            Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kegiatan podcast (YouTube) yang menampilkan kelompok marjinal (mereka yang berpindah keyakinan dari Islam) mencerminkan relasi agen dan struktur objektif dalam suatu sistem sosial. Seringkali, secara sosial, mereka yang berpindah keyakinan dari Islam dihujat oleh orang sekitarnya, bahkan tidak sedikit yang dijauhi dan diusir oleh keluarganya.

Namun, terdapat podcast yang menyediakan ruang bagi kelompok tersebut untuk memberikan narasi atau keterangan terkait pilihannya, seperti Podcast Denny Sumargo yang mengundang Salmafina Sunan, atau Podcast Daniel Mananta yang memberi ruang kepada Lukman Sardi. Terhadap realitas tersebut, dengan memadukan kerangka Bourdieu (1977) tentang sistem sosial sebagai relasi dialektika antara individu (agen, struktur subjektif) dengan struktur objektif pada suatu arena sosial, yang memerlukan modal (capital), dan kerangka Certeau (1984) yang memandang tindakan sehari-hari (everyday life) sebagai taktik dalam melawan strategi kekuasaan, dapat diargumentasikan bahwa habitus (kelompok marjinal) bisa menunjukkan dirinya, bertahan sebagai entitas yang utuh, dalam arena (field) persaingan sosial, melalui modal (ekonomi, dan sosial, budaya) yang dipadukan dengan ‘taktik’ dalam bermanuver terhadap struktur sosial di sekitarnya.

Peneliti melihat bahwa podcast bisa menjadi ‘modal (capital)’ dalam melawan struktur dominan. Podcast menjadi modal ekonomi karena podcast menghasilkan pundi-pundi rupiah, terutama podcast dengan subscribers dan viewers yang telah mencapai jutaan. Podcast juga menjadi modal budaya karena eksistensinya yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat sendiri. Podcast juga menjadi modal sosial, karena memiliki subscribers sebagai teman dan penggemar yang setia. Selain itu, podcast juga bisa menjadi sarana ‘taktis’ melalui penyediaan berbagai narasi yang bisa disampaikan secara terbuka.

Istilah podcast sendiri mengacu pada program audio dan video digital yang dapat berlangganan dan diunduh. Masyarakat dapat mengakses podcast dengan menggunakan berbagai perangkat digital, seperti komputer desktop, laptop, ponsel pintar, pemutar mp3, dan lain-lain (Carvalho dkk., 2009; McClung & Johnson, 2010). Podcast seakan menjadi ruang alternatif di tengah ruang offline yang selalu memerlukan modal besar, baik ekonomi, sosial, maupun budaya.  Persaingan naratif melalui media nasional (mainstream) memerlukan modal (capital) yang tidak sedikit. Sangat sulit bagi mereka yang berpindah keyakinan dari Islam, apabila menggunakan kerangka modal Bourdeu (1977), untuk melawan struktur sosial dominan yang telah menguasai narasi pada media mainstream.

Namun, televisi tidak selamanya menjadi pilihan sumber informasi masyarakat. Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada 31 Januari 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 adalah 221.563.479 jiwa, atau setara 79,5% dari total populasi Indonesia. Podcast via YouTube termasuk salah satu media sosial yang memanfaatkan internet (Sirait & Irwansyah, 2021). Artinya, untuk mencari informasi, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan internet. Hari ini podcast tidak hanya berguna untuk menyampaikan materi perkuliahan dari universitas tetapi juga menghadirkan berita dan opini dalam berbagai bentuk (Williams, 2020).

Dalam konteks kecenderungan masyarakat yang telah beralih ke dunia maya, podcast tampaknya menjelma menjadi kapital baru (ekonomi, budaya, dan sosial) (Anderson, 2023) sekaligus taktik naratif dalam persaingan sosial. Dengan modal podcast, narasi perlawanan yang disuarakan oleh mereka yang dimarjinalkan karena pilihannya untuk pindah keyakinan, bisa menjadi penyeimbang bagi narasi dominan yang berkuasa. Podcast sebagai capital bisa dibandingkan dengan pandangan Saxton & Guo (2020) tentang modal sosial media yang bisa menjadi sumber kekuatan sebuah organisasi.

Narasi melalui podcast memang tidak langsung mengubah keadaan sosial, tetapi bisa  membangun dan menghidupkan diskursus baru bagi masyarakat (Budiawan, 2020). Diskursus baru yang dipengaruhi oleh podcast akan menguatkan satu pernyataan dalam masyarakat bahwa berpindah agama ke agama apapun adalah pilihan pribadi setiap orang dan tidak harus dipersekusi atau dihujat.

Mengingat posisi podcast sebagai modal sekaligus taktik, dalam membentuk perlawanan baru kepada sistem yang berkuasa, berikut pertanyaan penelitiannya:

1.      Bagaimana podcast sebagai sarana penyediaan narasi menjadi modal sekaligus taktik dalam melawan struktur sosial yang berkuasa pada kelompok marjinal (yang berpindah keyakinan dari Islam)?

 

 

Daftar Pustaka

 

Rujukan Wajib

Bourdieu, P. (1977). Outline of a theory of practice. Cambridge University Press.

De Certeau, M. (1984). The practice of everyday life. University of California Press.

Rujukan Pendukung

McClung, S., & Johnson, K. (2010). Examining the motives of podcast users. Journal of Radio and Audio Media, 17(1), 82-95. https://doi.org/10.1080/19376521003719391.

Carvalho, A. A., Aguiar, C., Carvalho, C. J., & Cabecinhas, R. (2009). Influence of podcast characteristics on higher students’ acceptance. In E-Learn: World Conference on E-Learning in Corporate, Government, Healthcare, and Higher Education. Association for the Advancement of Computing in Education (AACE), 3625-3633.

Williams, L. (2020).  Political Science and Podcasts: An Introduction.  Profession Spotlight doi:10.1017/S1049096519001677.

Sang, Y., Park, S., Kim, J., & Park, S. (2023).  News Podcast Use, Press Freedom, and Political Participation: A CrossNational Study of 38 Countries. International Journal of Communication 17(2023), 1402–1424 1932–8036/20230005.

Budiawan. (2020). New Media and Religious Conversion Out of Islam Among Celebrities in Indonesia. The Indonesian Journal of Southeast Asian Studies, 3 (2), https://doi.org/10.22146/ikat.v3i2.51048.

Sirai & Irwansyah. (2021). The Rise of Podcastn Indonesia The Development of New Media Podcast as Popular Culture of Young Generation in Indonesia. Medialog: Jurnal Ilmu Komunikasi. 4. 223-233. 10.35326/medialog.v4i1.1034.

Saxton, G. D & Guo, C. (2020). Social media capital: Conceptualizing the nature, acquisition, and expenditure of social media-based organizational resources. International Journal of Accounting Information Systems, 36. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2019.100443.

Anderson, S. (2023). Do storytelling podcasts build social capital? An exploration of Krista Tippett’s On Being Project podcasts. CQUniversity. Thesis. https://doi.org/10.25946/22682083.v1 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Media Ahmadiyah dan Perlawanan Terhadap Meta-Narasi Keagamaan Mayoritas SAP 13               Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa k...