Podcast sebagai Ruang Narasi Alternatif Kelompok Marjinal:
Perspektif Media, Praktik, dan Sistem Sosial (SAP 3)
Studi ini
bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kegiatan podcast (YouTube) yang
menampilkan kelompok marjinal (mereka yang berpindah keyakinan dari Islam) mencerminkan
relasi agen dan struktur objektif dalam suatu sistem sosial. Seringkali, secara
sosial, mereka yang berpindah keyakinan dari Islam dihujat oleh orang
sekitarnya, bahkan tidak sedikit yang dijauhi dan diusir oleh keluarganya.
Namun,
terdapat podcast yang menyediakan ruang bagi kelompok tersebut untuk memberikan
narasi atau keterangan terkait pilihannya, seperti Podcast Denny Sumargo yang
mengundang Salmafina Sunan, atau Podcast Daniel Mananta yang memberi ruang
kepada Lukman Sardi. Terhadap realitas tersebut, dengan memadukan kerangka Bourdieu
(1977) tentang sistem sosial sebagai relasi dialektika antara individu (agen,
struktur subjektif) dengan struktur objektif pada suatu arena sosial, yang memerlukan
modal (capital), dan kerangka Certeau (1984) yang memandang tindakan
sehari-hari (everyday life) sebagai taktik dalam melawan strategi
kekuasaan, dapat diargumentasikan bahwa habitus (kelompok marjinal) bisa
menunjukkan dirinya, bertahan sebagai entitas yang utuh, dalam arena (field)
persaingan sosial, melalui modal (ekonomi, dan sosial, budaya) yang dipadukan dengan
‘taktik’ dalam bermanuver terhadap struktur sosial di sekitarnya.
Peneliti
melihat bahwa podcast bisa menjadi ‘modal (capital)’ dalam melawan
struktur dominan. Podcast menjadi modal ekonomi karena podcast menghasilkan
pundi-pundi rupiah, terutama podcast dengan subscribers dan viewers
yang telah mencapai jutaan. Podcast juga menjadi modal budaya karena
eksistensinya yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat sendiri. Podcast
juga menjadi modal sosial, karena memiliki subscribers sebagai teman dan
penggemar yang setia. Selain itu, podcast juga bisa menjadi sarana ‘taktis’
melalui penyediaan berbagai narasi yang bisa disampaikan secara terbuka.
Istilah
podcast sendiri mengacu pada program audio dan video digital yang dapat
berlangganan dan diunduh. Masyarakat dapat mengakses podcast dengan menggunakan
berbagai perangkat digital, seperti komputer desktop, laptop, ponsel pintar,
pemutar mp3, dan lain-lain (Carvalho dkk., 2009; McClung & Johnson, 2010).
Podcast seakan menjadi ruang alternatif di tengah ruang offline yang selalu memerlukan
modal besar, baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Persaingan naratif melalui media nasional
(mainstream) memerlukan modal (capital) yang tidak sedikit. Sangat sulit
bagi mereka yang berpindah keyakinan dari Islam, apabila menggunakan kerangka
modal Bourdeu (1977), untuk melawan struktur sosial dominan yang telah
menguasai narasi pada media mainstream.
Namun,
televisi tidak selamanya menjadi pilihan sumber informasi masyarakat. Menurut hasil
survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada
31 Januari 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024
adalah 221.563.479 jiwa, atau setara 79,5% dari total populasi Indonesia.
Podcast via YouTube termasuk salah satu media sosial yang memanfaatkan internet
(Sirait & Irwansyah, 2021). Artinya, untuk mencari informasi, masyarakat
Indonesia telah memanfaatkan internet. Hari ini podcast tidak hanya berguna
untuk menyampaikan materi perkuliahan dari universitas tetapi juga menghadirkan
berita dan opini dalam berbagai bentuk (Williams, 2020).
Dalam
konteks kecenderungan masyarakat yang telah beralih ke dunia maya, podcast
tampaknya menjelma menjadi kapital baru (ekonomi, budaya, dan sosial)
(Anderson, 2023) sekaligus taktik naratif dalam persaingan sosial. Dengan modal
podcast, narasi perlawanan yang disuarakan oleh mereka yang dimarjinalkan
karena pilihannya untuk pindah keyakinan, bisa menjadi penyeimbang bagi narasi dominan
yang berkuasa. Podcast sebagai capital bisa dibandingkan dengan
pandangan Saxton & Guo (2020) tentang modal sosial media yang bisa menjadi
sumber kekuatan sebuah organisasi.
Narasi
melalui podcast memang tidak langsung mengubah keadaan sosial, tetapi bisa membangun dan menghidupkan diskursus baru
bagi masyarakat (Budiawan, 2020). Diskursus baru yang dipengaruhi oleh podcast
akan menguatkan satu pernyataan dalam masyarakat bahwa berpindah agama ke agama
apapun adalah pilihan pribadi setiap orang dan tidak harus dipersekusi atau
dihujat.
Mengingat
posisi podcast sebagai modal sekaligus taktik, dalam membentuk perlawanan baru
kepada sistem yang berkuasa, berikut pertanyaan penelitiannya:
1. Bagaimana
podcast sebagai sarana penyediaan narasi menjadi modal sekaligus taktik dalam
melawan struktur sosial yang berkuasa pada kelompok marjinal (yang berpindah
keyakinan dari Islam)?
Daftar
Pustaka
Rujukan
Wajib
Bourdieu,
P. (1977). Outline of a theory of practice. Cambridge University Press.
De
Certeau, M. (1984). The practice of everyday life. University of California
Press.
Rujukan
Pendukung
McClung,
S., & Johnson, K. (2010). Examining the motives of podcast users. Journal
of Radio and Audio Media, 17(1), 82-95. https://doi.org/10.1080/19376521003719391.
Carvalho,
A. A., Aguiar, C., Carvalho, C. J., & Cabecinhas, R. (2009). Influence of
podcast characteristics on higher students’ acceptance. In E-Learn: World
Conference on E-Learning in Corporate, Government, Healthcare, and Higher
Education. Association for the Advancement of Computing in Education (AACE),
3625-3633.
Williams,
L. (2020). Political Science and
Podcasts: An Introduction. Profession
Spotlight doi:10.1017/S1049096519001677.
Sang,
Y., Park, S., Kim, J., & Park, S. (2023).
News Podcast Use, Press Freedom, and Political Participation: A
CrossNational Study of 38 Countries. International Journal of Communication
17(2023), 1402–1424 1932–8036/20230005.
Budiawan.
(2020). New Media and Religious Conversion Out of Islam Among Celebrities in
Indonesia. The Indonesian Journal of Southeast Asian Studies, 3 (2), https://doi.org/10.22146/ikat.v3i2.51048.
Sirai
& Irwansyah. (2021). The Rise of Podcastn Indonesia The Development of New
Media Podcast as Popular Culture of Young Generation in Indonesia. Medialog:
Jurnal Ilmu Komunikasi. 4. 223-233. 10.35326/medialog.v4i1.1034.
Saxton,
G. D & Guo, C. (2020). Social media capital: Conceptualizing the nature,
acquisition, and expenditure of social media-based organizational resources. International
Journal of Accounting Information Systems, 36. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2019.100443.
Anderson,
S. (2023). Do storytelling podcasts build social capital? An exploration of
Krista Tippett’s On Being Project podcasts. CQUniversity. Thesis.
https://doi.org/10.25946/22682083.v1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar